Jumat, 20 Juli 2012

Horas.. Salam dari Nagahuta



Beda Pendapat Itu Biasa!
Pembaca yang terhormat
Milyaran manusia hidup di dunia, tidak ada satupun manusia yang diciptakan sama, antar satu dan yang lain. Inilah salah satu kekuasan Tuhan. Dari manusia yang pertama kali diciptakan sampai nanti manusia yang diciptakan paling akhir. Tidak akan pernah ada manusia yang memiliki kesamaan yang benar-benar persis. Kalaupun ada, itupun tidak akan pernah benar-benar identik. Pasti ada yang berbeda dari manusia satu dan yang lain. Kalaupun ada yang sama, pasti di lain sisi, satu sama lain memiliki perbedaan. Entah perilaku, hoby, atau yang paling sulit untuk sama adalah berfikir.
Cara berpikir manusia tidak mungkin ada yang persis. Apalagi sudut pandang, terhadap suatu permasalahan, pun berbeda. Maka, sangat dan pasti akan ada pemikiran yang berbeda ketika menghadapi permasalahan, meskipun permasalahannnya sama sekalipun.
Sangat perlu dimaklumi kalau ada perbedaan pendapat. Itu sudah menjadi logika kehidupan. Dari otak yang berbeda, mustahil mengeluarkan pemikiran yang sama persis. Tidak perlu ada saling tuding dengan merasa apa yang menjadi pemikirannya paling benar. Pun tidak perlu saling cakar hanya karena pemikirannya tidak diikuti. Toh dari perbedaan pendapat dan pemikiran itulah yang membuat hidup semakin inovatif dan tidak monoton.
Jadi, tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari perbedaan pendapat. Bukankah sama halnya dengan menghargai pemikiran yang muncul dari tiap-tiap otak yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Demokrasi dalam sebuah pilihan.

Pembaca yang setia
Perbedaan, bukan harus saling tentang hingga musuhan. Yang pada akhirny menyebabkan perpecahan. Meskipun demikian, tidak juarang pula perbedaan pendapat menjadi faktor utama penyebab perpecahan.
Hal ini bisa kita lihat, di lingkungan sekitar kita, baik di lingkungan kerja, maupun saat bermasyarakat di lingkungan tempat kita tinggal. Banyak perpecahan yang terjadi karena perbedaan pendapat. Yang salah merasa benar atau sebaliknya yang benar disalahkan, hanya untuk kepentingan pribadi. 
Di sisi lain, perbedaan pendapat dijadikan “alat” untuk mempengaruhi orang lain. Orang yang berhasil dipengaruhi akan seturut dengan orang yang mempengaruhi. Akibatnya dalam suatu komunitas, bisa mempengaruhi kinerja atau tujuan yang akan dicapai.
Pembaca sekalian
Pada Edisi ini kami coba mengangkat tentang dana bantuan yang biasa dikucurkan oleh  Dinas Koperasi, bagaimana dengan Edisi 42 ini, masyarakat lebih mengetahui sesungguhnya, apa dan bagaimana pengucuran dana tersebut.
Disajikannya ulasan tentang dana bantuan yang dikucurkan oleh Dinas Koperasi, tidak semua pihak merasa hal tersebut adalah informasi yang sangat berharga. Masih ada pihak yang merasa tidak senang, sebab oknum-oknum terkait di dalamnya bisa jadi adalah kolega, teman bahkan bagian dari sanak-familiy.
Beda lagi, merasa tidak senang karena dirinya telah meraup keuntungan dari oknum-oknum yang terkait dalam ulasan tersebut. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung, timbul sentimen dan larangan.
Namun semuanya perbedaan itu, hendaknya menjadi hal yang wajar, dijadikan bagian dari hidup berdemokrasi, yang tetap membawa kita dalam perubahan lebih baik, sembari memperbaiki diri, tidak baik jika kita hanya mementingkan kepentingan kita sendiiri, apalagi hanya untuk meraup keuntungan sesaat.  
Pembaca yang tercinta
Menjadi bagian yang perlu kami sampaikan, seiring penerbitan Tabloid Konstruktif Edisi 42. Setiap perbedaan pendapat, yang kami sajikan kiranya tidak menimbulkan bentiuran bagi insan pembaca kami, melainkan bagaimana caranya dengan perbedaaan tersebut, lebih memperat rasa persaudaraan, persahabatan dan kebersamaan dalam melakukan kontrol sosial terhadap lembaga yang peruntukannya untuk publik, terlebih lembaga pelaksana pemerintahan.
Persaudaraan, persahabatan dan rasa kebersamaan, juga menghantarkan kita pada titik kehidupan sosial yang lebih baik lagi. Horas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar