Beda Pendapat Itu Biasa!
Pembaca yang
terhormat
Milyaran
manusia hidup di dunia, tidak ada satupun manusia yang diciptakan sama, antar
satu dan yang lain. Inilah salah satu kekuasan Tuhan. Dari manusia yang pertama
kali diciptakan sampai nanti manusia yang diciptakan paling akhir. Tidak akan
pernah ada manusia yang memiliki kesamaan yang benar-benar persis. Kalaupun
ada, itupun tidak akan pernah benar-benar identik. Pasti ada yang berbeda dari
manusia satu dan yang lain. Kalaupun ada yang sama, pasti di lain sisi, satu
sama lain memiliki perbedaan. Entah perilaku, hoby, atau yang paling sulit
untuk sama adalah berfikir.
Cara
berpikir manusia tidak mungkin ada yang persis. Apalagi sudut pandang, terhadap
suatu permasalahan, pun berbeda. Maka, sangat dan pasti akan ada pemikiran yang
berbeda ketika menghadapi permasalahan, meskipun permasalahannnya sama
sekalipun.
Sangat
perlu dimaklumi kalau ada perbedaan pendapat. Itu sudah menjadi logika kehidupan.
Dari otak yang berbeda, mustahil mengeluarkan pemikiran yang sama persis. Tidak
perlu ada saling tuding dengan merasa apa yang menjadi pemikirannya paling
benar. Pun tidak perlu saling cakar hanya karena pemikirannya tidak diikuti.
Toh dari perbedaan pendapat dan pemikiran itulah yang membuat hidup semakin
inovatif dan tidak monoton.
Jadi,
tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari perbedaan pendapat. Bukankah sama
halnya dengan menghargai pemikiran yang muncul dari tiap-tiap otak yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Demokrasi dalam sebuah pilihan.
Pembaca yang setia
Perbedaan,
bukan harus saling tentang hingga musuhan. Yang pada akhirny menyebabkan
perpecahan. Meskipun demikian, tidak juarang pula perbedaan pendapat menjadi
faktor utama penyebab perpecahan.
Hal
ini bisa kita lihat, di lingkungan sekitar kita, baik di lingkungan kerja,
maupun saat bermasyarakat di lingkungan tempat kita tinggal. Banyak perpecahan
yang terjadi karena perbedaan pendapat. Yang salah merasa benar atau sebaliknya
yang benar disalahkan, hanya untuk kepentingan pribadi.
Di
sisi lain, perbedaan pendapat dijadikan “alat” untuk mempengaruhi orang lain.
Orang yang berhasil dipengaruhi akan seturut dengan orang yang mempengaruhi.
Akibatnya dalam suatu komunitas, bisa mempengaruhi kinerja atau tujuan yang
akan dicapai.
Pembaca sekalian
Pada Edisi ini kami coba
mengangkat tentang dana bantuan yang biasa dikucurkan oleh Dinas Koperasi, bagaimana dengan Edisi 42
ini, masyarakat lebih mengetahui sesungguhnya, apa dan bagaimana pengucuran
dana tersebut.
Disajikannya ulasan tentang dana
bantuan yang dikucurkan oleh Dinas Koperasi, tidak semua pihak merasa hal
tersebut adalah informasi yang sangat berharga. Masih ada pihak yang merasa
tidak senang, sebab oknum-oknum terkait di dalamnya bisa jadi adalah kolega,
teman bahkan bagian dari sanak-familiy.
Beda lagi, merasa tidak senang
karena dirinya telah meraup keuntungan dari oknum-oknum yang terkait dalam
ulasan tersebut. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung, timbul
sentimen dan larangan.
Namun semuanya perbedaan itu,
hendaknya menjadi hal yang wajar, dijadikan bagian dari hidup berdemokrasi,
yang tetap membawa kita dalam perubahan lebih baik, sembari memperbaiki diri,
tidak baik jika kita hanya mementingkan kepentingan kita sendiiri, apalagi
hanya untuk meraup keuntungan sesaat.
Pembaca yang tercinta
Menjadi bagian yang perlu kami
sampaikan, seiring penerbitan Tabloid Konstruktif Edisi 42. Setiap perbedaan
pendapat, yang kami sajikan kiranya tidak menimbulkan bentiuran bagi insan
pembaca kami, melainkan bagaimana caranya dengan perbedaaan tersebut, lebih
memperat rasa persaudaraan, persahabatan dan kebersamaan dalam melakukan
kontrol sosial terhadap lembaga yang peruntukannya untuk publik, terlebih
lembaga pelaksana pemerintahan.
Persaudaraan, persahabatan dan rasa
kebersamaan, juga menghantarkan kita pada titik kehidupan sosial yang lebih
baik lagi. Horas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar